Friday, 28 June 2013
INPRES SOAL KESELAMATAN JALAN
Jakarta - Intruksi Presiden (Inpres) "soal keselamatan jalan terkait dua pilar " Inpres No 4 tahun 2013 tertanggal 11 April 2013 tentang ‘Program Keselamatan Jalan Presiden Republik Indonesia’, menegaskan bahwa aspek kendaraan punya andil bagi keselamatan para pengguna jalan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Inpres itu, meminta kementerian perhubungan (kemenhhub) lebih serius. Khusus pada pilar ketiga, yakni ‘Kendaraan yang Berkeselamatan’, kemenhub mesti fokus pada beberapa aspek. Ya, karena kemenhub bertanggung jawab atas pilar ketiga itu.
Pertama, penyelenggaraan dan Perbaikan Prosedur Uji Berkala dan Uji Tipe. Kedua, Pembatasan Kecepatan pada Kendaraan. Ketiga, Penanganan Muatan Lebih (Overloading). Keempat, Penghapusan Kendaraan (Scrapping) dan kelima, Penetapan Standar Keselamatan Kendaraan Angkutan Umum.
Dengan begitu, kemenhub bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap kendaraan yang digunakan di jalan telah memenuhi standar keselamatan. Kita tahu, kendaraan merupakan pemicu kecelakaan ketiga terbesar. Pada 2011, menurut data Korps Lalu Lintas Mabes Polri, faktor pertama dan kedua adalah manusia dan jalan.
Kontribusi faktor kendaraan mencapai sekitar 14,05%. Angka itu setara dengan 17.800-an kasus alias 49 kasus per hari.
4Pada 2011, setiap hari ada sekitar 300 kasus kecelakaan yang menyebabkan 89 orang tewas & 398 orang luka-luka.
Beberapa aspek kendaraan yang memicu kecelakaan di antaranya adalah faktor rem dan kelebihan beban. Ternyata, aspek rem kendaraan yang tak bagus menyumbang paling besar terhadap faktor kendaraan. Aspek rem mencapai 59,03%.
Ada 10.500-an kasus kecelakaan yang dipicu oleh buruknya kondisi rem. Artinya tiap hari ada 29 kasus gara-gara rem.
Aspek kedua terbesar adalah masalah kemudi, yakni 13,22%. Aspek ini banyak ditemui dalam kasus kecelakaan roda empat. Aspek yang cukup menonjol juga adalah lampu. Masalah lampu menyumbang sekitar 6,49%. Sedangkan aspek kaca spion menempati posisi keempat, yakni 4,13%.
Nah, aspek kelima terbesar adalah soal muatan, yaitu 2,18%. Kelebihan muatan di angkutan umum menjadi faktor membahayakan.
Balik lagi soal Inpres No 4/2013. Dalam inpres itu dinyatakan ada beberapa instansi yang terkait implementasi Pilar ketiga. Mereka adalah Kemenperin, Polri, Kementerian PU, dan Kemenristek. Selain itu, Kemenkoinfo, Kementerian PPN/Kepala Bappenas, Pemprov, dan Pemkab/Pemkot.
Monday, 24 June 2013
TIPS BERKENDARA DISAAT HUJAN
Musim hujan sudah datang dan banyak sekali terjadinya kecelakaan akibat faktor cuaca yang tidak mendukung ini sehingga menyebabakan jalan rusak, tergenang dan licin . Beberapa tips untuk berkendara saat musim hujan, supaya berkendara lebih aman dan nyaman:
- Periksa semua lampu kendaraan apakah semua dapat berfungsi dengan baik. Agar lampu tersebut bermanfaat membantu anda melihat di jarak pandang yang terbatas karena hujan. Nyalakan lampu utama meskipun siang hari dan hujan rintik-rintik karena membantu pengendara lain melihat kendaraan anda.
- Periksa kondisi tekanan udara dalam ban dan kedalaman alur ban secara rutin minimal seminggu sekali, kondisi tekanan ban yang cukup dan alur ban yang masih baik akan menghindari kendaraan anda melayang di atas air (aquaplaning) dan tergelincir (slip) pada saat hujan. Jangan mengambil resiko dengan menggunakan ban yang sudah tipis.
- Periksa kondisi kontrol utama komponen kendaraan anda yaitu kemudi, pedal rem, gas maupun kopling apakah sudah dalam kondisi baik dan berikan perawatan extra selama musim hujan karena untuk mengantisipasi keadaan darurat atau akibat kesalahan orang lain yang dapat menyebabakan kecelakaan.
- Pergunakan alas kaki yang tidak licin, tahan air dan aman untuk berkendaraan dan persiapkan juga jas hujan yang berbentuk baju dan celana karena jas hujan seperti ini lebih aman dibandingkan yang berbentuk ponco.
- Kurangi kecepatan anda dalam mengendarai kendaraan karena pada saat hujan karena permukaan jalan licin akibat dari bercampurnya oli dengan air agar ban anda tidak tergelincir (slip). Mengemudikan kendaraan dalam kodisi kecepatan rendah akan membuat alur ban kendaraan anda lebih banyak bersentuhan langsung dengan aspal dan membuat daya cengkaram ban lebih baik.
- Jaga jarak aman kendaraan anda dengan pengendara lain karena pada saat hujan jarak aman pengereman kendaraan membutuhkan jarak yang lebih jauh daripada kondisi kering.
- Jangan sembarang menerobos genangan air karena kita tidak tahu kedalamannya, hal ini bisa mengakibatakan kendaraan anda mogok atau terperosok kedalam lubang yang mungkin ada didalam genangan air tersebut.
- Apabila terjebak banjir dan kendaraan anda mogok karena air masuk ke saluran pembuangan gas kendaraan anda, jangan menghidupkan mesin kembali lebih baik didorong ketempat yang aman, karena dikhawatirkan system pengapian anda mengalami konsleting dan dapat membuat kendaran anda terbakar.
DOKUMENTASI KEGIATAN BHAYANGKARA FUN & SPORTY PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS
Pemenang lomba foto tertib dan tidak tertib dalam berlalu lintas.....
hasil karya foto pemenang |
Yang kedua.....
Rangkaian kegiatan rally wisata dan trail adventure "PELOPOR KESELAMTAN BERLALU LINTAS " selama 2 hari 2 malam.....
persiapan rally wisata |
start trail adventure dari mapolrestabes Semarang |
brumm brummmm |
segala medan trabass langsung |
brrrrrbrrrrr |
INILAH PEMENANG HADIAH UTAMA BERUPA SEPEDA MOTOR.... :)
PEMENANG |
dapat motor |
Wednesday, 5 June 2013
RESIKO MENYETIR PADA USIA REMAJA
Berdasarkan data WHO diketahui bahwa kecelakaan mobil merupakan penyebab utama kematian pada remaja usia 10-14 tahun, yaitu 27 kematian per 100.000 orang per tahunnya. Dari jumlah tersebut ternyata 2/3 dari total kecelakaan dialami oleh remaja laki-laki. Menarik untuk menyimak bahwa kemungkinan besarnya risiko untuk terjadi kecelakaan, akan semakin meningkat bila remaja menyetir bersama temannya. Dengan satu penumpang sebesar 38%, menyetir dengan 2 penumpang sebesar 223%, menyetir dengan 3 penumpang atau lebih sebesar 400% , sedangkan menyetir sendiri sambil menggunakan telepon seluler memiliki risiko 410% untuk mengalami kecelakaan.
Adapun remaja yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecelakaan, yakni:
- Belum terampil dalam berkendara (frekuensi tertinggi adalah 0-18 bulan setelah kepemilikan SIM)
- Mengebut di jalan raya (yang dilakukan oleh 38% remaja laki-laki dan 25% remaja perempuan)
- Menumpang pada teman sebaya
- Menyetir pada malam hari (pada Pk. 21.00-Pk. 06.00)
- Menyetir dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan
- Kondisi kendaraan yang tidak baik (sabuk pengaman yang tidak memadai atau mobil lama/old car)
- Menggunakan telepon seluler pada saat menyetir (memiliki risiko 4x untuk terjadi kecelakaan).
Fenomena tingginya kecelakan pada remaja dapat diterangkan secara neurosains. Otak emosional yang belum terkontrol pada remaja merupakan penyebab utamanya. Otak manusia terdiri dari empat lobus, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital. Pada lobus frontal memiliki fungsi untuk memecahkan masalah, mempertimbangkan sesuatu, menghambat perilaku, merencanakan sesuatu, memantau diri sendiri, kepribadian, emosi, mengatur sesuatu, memperhatikan, berkonsentrasi, mental-flexibility, berbicara, awareness of abilities, mengendalikan diri, dan melakukan sesuatu yang benar. Kegiatan menyetir dapat dilakukan atas kerja pada otak bagian.
Korteks prefrontal merupakan daerah otak yang paling terakhir mencapai kematangan. Bagian ini memegang kendali terhadap fungsi perencanaan, pengaturan, dan pengambilan keputusan. Perkembangan korteks prefrontal pada manusia berbeda-beda dan umumnya terjadi maksimal pada usia 25 tahun. Hal inilah yang menyebabkan remaja kurang memiliki kemampuan untuk menilai konsekuensi atau menyerap informasi, seperti orang dewasa pada umumnya.
Hipokampus yang terletak pada otak bagian tengah ini merupakan pusat pengaturan memori.
Amigdala yang juga terletak di otak tengah berfungsi sebagai pusat kendali emosi. Sebagian besar perilaku remaja dipengaruhi oleh amigdala sehingga mereka dapat bertindak secara irasional dan emosional.
Sehingga beberapa hal yang membedakan otak remaja dan dewasa adalah :
Emotional Rollercoaster dimana Amigdala berkembang pesat sehingga membuat pusat emosi teraktivasi berlebihan. Pada akhirnya, remaja berpikir dengan emosi mereka dan menganggap bahwa sesuatu dapat menjadi ancaman bagi dirinya.
Sifat Impulsif. Sifat ini berhubungan dengan serotonin, yaitu neurotransmitter yang mengatur tidur dan rasa rileks seseorang. Pada remaja kadar serotonin dalam tubuh rendah sehingga seorang remaja dapat bersifat impulsif.
Sifat Pengambil Risiko. Sifat ini berhubungan dengan dopamine, yaitu neurotransmitter yang mengatur mood dan perasaan senang. Kadar dopamine dalam tubuh remaja yang tinggi membuat remaja mengalami fase hungry for stimulation atau perilaku suka mengambil risiko. Pada remaja laki-laki, adanya hormon testosteron diketahui dapat memperkuat kinerja dopamine. Selain itu, 60% sifat pengambil risiko pada remaja ternyata dapat diturunkan oleh orang tua atau bersifat genetik.
Kemampuan Penilaian. Istilah The teen brain is like a race car without brakes (otak remaja seperti sebuah mobil balap tanpa rem) memiliki maksud bahwa remaja memiliki kemampuan penilaian yang buruk sehingga dianggap tidak memiliki rem, sedangkan amigdala sebagai bensin dapat berfungsi maksimal. Perkembangan korteks prefrontal yang belum sempurna dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, termasuk mempertimbangkan konsekuensi yang ada serta kurangnya kemampuan dalam menilai tindakan/ keputusan yang mungkin berbahaya.
Subscribe to:
Posts (Atom)